Bacaan Doa Iftitah Yang Benar Sesuai Sunnah (Lengkap)

Doa Iftitah yaitu doa yang dibaca di awal permulaan Sholat, tepatnya sesudah Takbiratul Ihram dan sebelum membaca Surat Al-Fatihah. Doa Iftitah cuma dibaca pada rakaat pertama saja.

 adalah doa yang dibaca di awal permulaan Sholat Bacaan Doa Iftitah yang Benar Sesuai Sunnah (LENGKAP)

Doa Iftitah diawali dengan pengagungan akan kebesaran dan kemulian Allah Ta’ala lalu permohonan doa dengan kepasrahan hamba terhadap Rabbnya.

Dan doa iftitah disunnahkan untuk dibaca baik pada Sholat Fardhu maupun Sholat Sunnah, alasannya memang begitu yang diterapkan oleh Rasulullah beserta para sahabatnya.

Bacaan Doa Iftitah

Doa Istiftah #1

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ

SUBHAANAKALLOHUMMA WA BI HAMDIKA WA TABAAROKASMUKA WA TA’AALAAJADDUKA WA LAA ILAHA GHOIRUK

Artinya:
Maha suci Engkau ya Allah, saya memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau).” (HR. Muslim, no. 399; Abu Daud, no. 775; Tirmidzi, no. 242; Ibnu Majah, no. 804).

Ibnu Taimiyah menyatakan, “Disunnahkan membaca doa istiftah tersebut dalam shalat wajib. Sedangkan doa istiftah yang lain disarankan oleh sebagian ulama untuk dibaca pada shalat nafilah (shalat sunnah).” (Kitab Shifat Ash-Shalah min SyarhAl-‘Umdahkarya Ibnu Taimiyah, hlm. 86).

Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Zaad Al-Ma’ad (1:194) berkata, “Ada riwayat shahih dari ‘Umar bahwa dia mencontohkan membaca doa istiftah mirip ini dan menilai bahwa inilah kebiasaan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. ‘Umar menjaherkannya dan mengajarkannya kepada yang lainnya. Apa yang dilakukan ‘Umar di sini dapat dihukumi marfu’ (hingga pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Imam Ahmad hingga-hingga mengatakan, ‘Adapun saya, biasa menggunakan doa istiftah mirip yang dibaca oleh ‘Umar. Seandainya yang lainnya mengamalkan doa istiftah versi lain, maka itu juga baik.”

Doa Istiftah #2

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

ALLOHUMMA BAA’ID BAYNII WA BAYNA KHOTHOYAAYA KAMAA BAA’ADTA BAYNAL MASYRIQI WAL MAGHRIB. ALLOHUMMA NAQQINII MIN KHOTHOYAAYA KAMAA YUNAQQOTS TSAUBUL ABYADHU MINAD DANAS. ALLOHUMMAGH-SILNII MIN KHOTHOYAAYA BIL MAA-I WATS TSALJI WAL BAROD

Artinya:
Ya Allah, jauhkanlah antara saya dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah saya dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun).” (HR. Bukhari, no. 744; Muslim, no. 598; An-Nasa’i, no. 896; teks haditsnya dari An-Nasa’i).

Doa Istiftah #3
Biasa dibaca oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat malam.

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اِهْدِنِى لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِى مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

ALLOHUMMA ROBBA JIBROO-IILA WA MII-KA-IILA WA ISROOFIILA, FAATHIROS SAMAAWAATI WAL ARDHI ‘ALIIMAL GHOIBI WASY SYAHAADAH ANTA TAHKUMU BAYNA ‘IBAADIKA FIIMAA KAANUU FIIHI YAKHTALIFUUN, IHDINII LIMAKHTULIFA FIIHI MINAL HAQQI BI-IDZNIK, INNAKA TAHDI MAN TASYAA-U ILAA SHIROOTIM MUSTAQIIM

Artinya:
Ya Allah, Rabbnya Jibril, Mikail dan Israfil. Wahai Pencipta langit dan bumi. Wahai Rabb yang mengetahui yang ghaib dan faktual. Engkau yang menjatuhkan aturan untuk memutuskan apa yang mereka pertentangkan. Tunjukkanlah saya pada kebenaran apa yang dipertentangkan dengan seizin dari-Mu. Sesungguhnya Engkau menunjukkan pada jalan yang lurus bagi orang yang Engkau inginkan).” (HR. Muslim, no. 770)

Doa Istiftah #4

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ مِنْ نَفْخِهِ وَنَفْثِهِ وَهَمْزِهِ

ALLOHU AKBAR KABIIRO, ALLOHU AKBAR KABIIRO, ALLOHU AKBAR KABIIRO, WALHAMDULILLAHI KATSIIRO, WALHAMDULILLAHI KATSIIRO, WALHAMDULILLAHI KATSIIRO, WA SUBHANALLAHI BUKROTAW WASHIILAA, WA SUBHANALLAHI BUKROTAW WASHIILAA, WA SUBHANALLAHI BUKROTAW WASHIILA A’UDZU BILLAHI MINASY SYAITHOONI MIN NAFKHIHI, WA NAFTSHIHI, WA HAMZIH

Artinya:
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan kebanggaan yang banyak. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Aku berlindung terhadap Allah dari tiupan, bisikan, dan godaan setan).” (HR. Abu Daud, no. 764; Ibnu Majah, no. 807; Ahmad, 4:80,85. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth dan ‘Abdul Qadir Al-Arnauth dalam tahqiq Zaad Al-Ma’ad, 1:197 menyampaikan bahwa hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim dan disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi).

Doa Istiftah #5

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

ALLOHU AKBAR KABIIRO, WALHAMDULILLAHI KATSIIRO, WA SUBHANALLAHI BUKROTAW WASHIILA

Artinya:
Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan kebanggaan yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.” (HR. Muslim 2/99)

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Umar Radhiallahu’anhu, dia berkata:

بينما نحن نصلي مع رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ إذ قال رجل من القوم: … فذكره. فقال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” عجبت لها! فتحت لها أبواب السماء “. قال ابن عمر: فما تركتهن منذ سمعت رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول ذلك

Ketika kami shalat bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, ada seorang laki-laki yang berdoa istiftah: (kemudian disebutkan doa di atas). Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lalu bersabda: ‘Aku heran, dibukakan baginya pintu-pintu langit’. Ibnu Umar pun berkata: ‘Aku tidak pernah meninggalkan doa ini semenjak beliau berkata demikian’”.

Sebagaimana kata penulis Ghayah Al-Muqtashidin (1:210), baiknya tidak menggabungkan di antara doa istiftah yang ada. Para ulama mirip Ibnu Taimiyyah, Syaikh As-Sa’di, Syaikh Ibnu Baz, dan Syaikh Ibnu Utsaimin menyatakan bahwa direkomendasikan mengamalkan doa istiftah di atas secara bergantian, kadang baca yang satu, di kesempatan yang lainnya baca doa istiftah yang lain. Lihat Mulakhash Fiqh Al-‘Ibadat, hlm. 208.

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Jika ada yang lupa membaca doa istiftah pada tempatnya, maka dia tidak perlu mengubah di rakaat kedua.” (Kitab Shifat Ash-Shalah min SyarhAl-‘Umdah, hlm. 97).

Referensi:
http://rumaysho.com/19896-manhajus-salikin-sifat-shalat-nabi-membaca-doa-iftitah.html
http://thegorbalsla.com/doa-iftitah/
http://muslim.or.id/7934-macam-%E2%80%93-macam-doa-istiftah.html