Cepidis Blog Info
Indeks
Islam  

Dongeng Nabi Muhammad Saw Dari Lahir Hingga Wafat

Sejarah Kisah Nabi Muhammad SAW banyak menyita perhatian dunia, alasannya adalah berlatar belakang keluarga yang sederhana di kawasan yang sungguh jauh dari pusat peradaban pada waktu itu. Nabi Muhammad SAW mempunyai perjalanan hidup yang menawan untuk dikenali.

Sejarah Kisah Nabi Muhammad SAW banyak menyita perhatian dunia Kisah Nabi Muhammad SAW dari Lahir Hingga Wafat

Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW lahir dari pasangan Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahab. Sayangnya, ayah dia Abdullah meninggal saat Nabi Muhammad SAW masih berada dalam kandungan sang ibu. Jadi, dia sudah menjadi yatim bahkan sebelum dilahirkan.

Pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah, Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Bertepatan dengan hari Senin, 20 April tahun 571 Masehi.

Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah dan dibesarkan selaku anak yatim karena Abdullah, ayah Nabi Muhammad, wafat sebelum Rasulullah SAW lahir.

Disebut Tahun Gajah alasannya adalah pada tahun itu pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah Habasyah yang berasal dari Abessinia, sebuah kerajaan Kristen dari Yaman, yang ingin merobohkan Ka’bah.

Dengan kebesaran-Nya, Allah SWT menghentikan pasukan tersebut dengan mengirimkan burung-burung ababil untuk menjatuhkan watu-batu yang menjinjing wabah penyakit. Kejadian ini terdapat di Al-Quran, Surah Al-Fil yang memiliki arti pasukan gajah.

Nama Nabi Muhammad SAW diberikan oleh sang kakek, Abdul Muththalib, yang kurun itu yakni salah seorang yang terpandang di Makkah.

Masa Kecil Nabi Muhammad SAW

Dalam cerita sejarah Nabi Muhammad SAW, bahwa Nabi Muhammad SAW lahir dari keturunan seorang jagoan Suku Quraisy yang berasal dari Bani Ismail di pihak ayah dan ibu, dapat dikatakan merupakan kelompok bangsawan.

1. Ibu Susuan
Sudah menjadi adab kebiasaan pada era itu, bahwa bayi para bangsawan akan disusukan dan dititipkan kepada perempuan badiyah (sebuah dusun di padang pasir). Hal ini dilaksanakan agar para bayi mampu menghirup udara yang higienis dan terhindar dari penyakit yang ada di kota, serta dapat berbicara secara murni dan fasih.

Hingga usia 5 tahun, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh Halimah Sa’diyah, ibu susuannya, sebelum kemudian dikembalikan terhadap ibunya, Aminah.

2. Kematian Ibu dan Kakek
Memasuki usia 6 tahun, Nabi Muhammad SAW dibawa oleh ibunya ke Madinah untuk dikenalkan pada keluarga nenek dari pihak ibu dan untuk berziarah ke makam ayahnya. Setelah satu bulan tinggal di Madinah, rombongan ibu dan anak mesti berhenti di kawasan bernama Abwa’ dalam perjalanan kembali ke Makkah. Aminah meninggal di sana.

Menjadi yatim piatu, Nabi Muhammad SAW lalu berada dalam asuhan Abdul Muththalib. Dua tahun menerima curahan kasih sayang dari sang kakek, Abdul Muththalib wafat dalam usia 80 tahun.

3. Dalam Asuhan Sang Paman, Abu Thalib
Sesuai dengan wasiat dari Abdul Muththalib, hak didik Nabi Muhammad SAW diserahkan kepada Abu Thalib. Dalam asuhan pamannya inilah, Nabi Muhammad SAW menerima pelajaran hidup dengan ikut berdagang bersama sang paman dan menggembalakan kambing.

Pernikahan Dengan Khadijah

Sejarah Kisah Nabi Muhammad SAW banyak menyita perhatian dunia Kisah Nabi Muhammad SAW dari Lahir Hingga Wafat

Memasuki usia remaja, Nabi Muhammad SAW mulai memadai kebutuhannya sendiri dengan berdagang. Barang barang jualan yang dibawanya berasal dari Khadijah, seorang janda kaya. Nabi Muhammad SAW membawa barang barang jualan ke Syam dengan ditemani oleh salah seorang kepercayaan Khadijah.

Sekembalinya dari Syam dengan keuntungan yang sangat besar, Khadijah jatuh hati pada Nabi Muhammad SAW. Ditambah dengan laporan yang diterimanya, bahwa Nabi Muhammad SAW sama sekali tidak mengatakan satu kebohongan pun akan barang yang dijualnya. Hal yang tidak lazim dijalankan oleh seorang pedagang.

Maka sejarah Nabi Muhammad SAW mencatat babak baru. Khadijah melamar Nabi Muhammad SAW yang pada ketika itu berusia 25 tahun, sementara Khadijah sendiri telah berusia 40 tahun.

Mendapatkan Gelar Al-Amin

Al-Amin artinya orang yang dapat dipercaya. Gelar ini disematkan kepada Muhammad SAW yang terkenal mempunyai sifat jujur, berbudi luhur, dan kepribadian tinggi. Tidak pernah sekali pun melakukan perbuatan tercela.

Selain itu dalam sejarah Nabi Muhammad SAW dikisahkan sebagai pribadi yang pandai dan memiliki talenta kepemimpinan yang besar lengan berkuasa. Muhammad SAW pernah mendamaikan perselisihan para pemimpin Quraisy yang berebut untuk menaruh Batu Hitam (Al Hajarul Ashwad) pada dikala mereka merenovasi Ka’bah.

Dengan kecerdasannya, Muhammad SAW membentangkan selembar kain dan menaruh Batu Hitam di atasnya, kemudian meminta para pemimpin Quraisy untuk mengangkat tiap ujungnya.

Nabi Muhammad SAW Mendapatkan Wahyu Pertama

Sejarah Kisah Nabi Muhammad SAW banyak menyita perhatian dunia Kisah Nabi Muhammad SAW dari Lahir Hingga Wafat

Sebelum menjadi seorang Rasul, Nabi Muhammad SAW sudah mendapatkan beberapa karunia istimewa dari Allah SWT seperti parasnya yang bersih dan bersinar yang mengalahkan sinar bulan, tumbuh suburnya tempat tempat Halimah (ibu yang menyusui Nabi) padahal tadinya gersang dan kering, dan lain sebagainya. Itulah gejala kebesaran Allah SWT yang menunjukan akan datangnya nabi yang terakhir yang mempunyai kedudukan yang tertinggi nantinya.

Pada saat Rasul ingin menerima wahyu pertamanya, Rasul mendapatkan suatu mimpi Malaikat Jibril menghampirinya. Rasul pun menyendiri di Gua Hira tepatnya di sebelah atas Jabal Nur. Disitulah Rasul diperlihatkan bahwa mimpinya adalah benar.

Malaikat Jibril pun tiba kepada Rasul dan turunlah wahyu yang pertama yang dia bawakan dari Allah SWT,

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ◌ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ◌ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ◌ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang membuat, Dia telah membuat manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan terhadap manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq : 1-4).

Walaupun Nabi merasa cemas, disitulah kisal rasul dimulai. Disitulah tempat hadirnya Nabi yang terakhir yang mau membawa kedamaian untuk seluruh umat.

Perjalanan Nabi Muhammad SAW Setelah Diangkat Menjadi Rasul

Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul pada saat menginjak usia 40 tahun. Pada malam 17 Ramadhan yang bertepatan dengan 6 Agustus 610 Masehi, Muhammad SAW didatangi oleh Jibril dikala berdiam diri di Gua Hira, menurunkan wahyu yang pertama.

Setelah peristiwa tersebut, Beliau mulai mengemban tugas sebagai Rasul yang tidak mudah dan lewat beberapa lika-liku dalam perjalanannya.

1. Dakwah Islam di Makkah
Nabi Muhammad SAW tidak serta merta pribadi mendapatkan bahwa dirinya telah terpilih sebagai pembawa pergeseran, tidak cuma bagi kaumnya tetapi bagi dunia. Merasa bahwa tugas tersebut terlalu berat. Hingga turun wahyu yang kedua, Qur’an Surat Al-Muddatsir ayat 1–7, Nabi Muhammad SAW mengurung diri di dalam rumah.

Dengan dorongan semangat dari sang istri, yang menjadi pemeluk Islam pertama, Nabi Muhammad SAW mulai mensyiarkan ajaran gres yang dibawanya. Dimulai dengan keluarga dan sobat dekatnya.

Adapun orang-orang yang menjadi pengikut pertamanya yakni Khadijah, Abu Bakar Al-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah, Ummu Aiman, Ali bin Abu Thalib, dan Bilal bin Rabah.

Perlahan namun niscaya, satu persatu pemeluk Islam bertambah dan bertambah. Hal ini disebabkan alasannya budbahasa dan akal pekerti Nabi Muhammad SAW yang tidak tercela dan tidak mungkin berkata bohong.

2. Allah SWT Memerintahkan Dakwah secara Terang-terangan
Setelah bertahun-tahun melakukan dakwah secara membisu-diam, turunlah perintah Allah SWT dalam surah Al-Hijr ayat 94 dan menyuruh Nabi untuk berdakwah secara terperinci-terangan.

فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ

Artinya: “Maka sampaikanlah olehmu secara terperinci-terangan segala apa yang ditugaskan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”

3. Tahun Kesedihan
Tiga belas tahun berdakwah menyiarkan Islam di Makkah, bukan tanpa hambatan. Mulai dari kehilangan harta, diasingkan, tudingan sebagai orang aneh, sampai hujatan diterima dari kaum Quraisy.

Yang paling parah adalah pemboikotan yang dijalankan kepada keluarganya, Bani Hasyim dan Bani Muththalib, baik yang sudah Islam maupun yang menawarkan dukungan kepada perjuangan Nabi Muhammad SAW.

Belum kering luka yang diterima balasan pemboikotan kepada keluarganya, sang paman yang sudah mengasuh dan membesarkannya meninggal dunia dalam usia 87 tahun. Tak beselang usang, Khadijah sang istri menyusul.

4. Peristiwa Isra’ Mi’raj
Pada tahun ke-11 kenabian terjadi kejadian yang menyedihkan. Tahun ini sering disebut dengan tahun kesedihan alasannya adalah pamannya Abu Thalib dan istrinya Khadijah wafat pada tahun tersebut.

Setelah kejadian tersebut, Allah SWT lalu mengutus Malaikat Jibril untuk mendampingi Rasul dalam melakukan perjalanan dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsa (Baitul Maqdis di Palestina) yang disebut dengan Isra’ yang dimana setelah itu Rasulullah melakukan perjalanan kembali dari Masjidil Aqsa ke langit ke tujuh hingga Sidratul Muntaha yang disebut selaku Mi’raj. Disitulah, Rasulullah menerima perintah sholat 5 waktu yang wajib dilaksanakan seluruh umat Islam.

Peristiwa ini terjadi pada 27 Rajab tahun ke-11 kenabian. Menurut para andal sejarah Nabi Muhammad SAW, pesan yang tersirat peristiwa Isra’ dan Mi’raj ini yaitu untuk memperkuat dogma dan iman Nabi Muhammad SAW selaku nabi dan rasul yang menyiarkan agama Islam. Serta bentuk cobaan ketaatan bagi kaum Muslim.

5. Hijrah Ke Madinah
Madinah, yang masa itu berjulukan Yastrib, yakni tempat yang berjarak 14 hari perjalanan ke sebelah utara Makkah. Di Yastrib, praktik keagamaan lebih gampang diterima dan jumlah pemeluk Islam di sana jauh lebih besar dibandingkan di Makkah.

Islam tersebar ke Yastrib lewat para jamaah haji yang berkunjung ke Makkah dan meyakini kebenaran dakwah Nabi Muhammad SAW. Melihat perkembangan Islam di Yastrib, perlahan Nabi Muhammad SAW menyuruh para teman untuk berhijrah ke sana.

Kabar akan rencana kepindahan Nabi Muhammad SAW terdengar oleh kaum Quraisy, sehingga disusunlah planning pembunuhan. Namun, rencana tersebut tidak sukses alasannya adalah atas perintah Allah SWT, Nabi Muhammad SAW mempercepat keberangkatan beliau.

Peristiwa berhijrah berdasarkan sejarah Nabi Muhammad SAW terjadi pada tahun ke-13 kenabian. Tanggal 8 Rabi’ulawal tahun 1 Hijrah, Nabi Muhammad SAW mendirikan Masjid Quba, sekitar 10 kilometer dari Yastrib. Dan pada 12 Rabi’ulawal pada tahun yang sama, tibalah Nabi Muhammad SAW bersama dengan Abu Bakar dan Ali bin Abi di Yastrib.

Nama Yastrib menjelma Madinatun Nabi (kotanya Nabi) dan diketahui dengan istilah Madinah.

6. Perintah Berzakat di Zaman Rasulullah SAW
Pada zaman Rasulullah SAW di tahun pertama di Madinah, Nabi dan para sahabatnya beserta segenap kaum muhajirin (orang-orang Islam Quraisy yang hijrah dari Mekah ke Madinah) masih dihadapkan terhadap bagaimana melaksanakan perjuangan penghidupan di tempat gres tersebut. Hal ini dikarenakan, selain memang tidak semua di antara mereka orang yang berkecukupan, kecuali Usman bin Affan, semua harta benda dan kekayaan yang mereka miliki juga ditinggal di Mekah.

Saat kondisi kaum Muslimin sudah mulai sejahtera, tepatnya pada tahun kedua Hijriyah, barulah kewajiban zakat diberlakukan. Nabi Muhammad SAW langsung mendelegasikan Mu’adz bin Jabal menjadi Qadli di Yaman. Rasul pun memperlihatkan pesan tersirat kepadanya biar memberikan terhadap andal kitab beberapa hal, tergolong menyampaikan kewajiban zakat dengan ucapan,

“Sampaikan bahwa Allah SWT telah mengharuskan zakat terhadap harta benda mereka, yang dipungut dari orang-orang kaya dan diberikan terhadap orang-orang miskin di antara mereka,” sebagai kepala negara saat itu, ucapan Rasul pribadi ditaati oleh seluruh umat muslim tanpa ada perlawanan.

Harta benda yang dizakati di zaman Rasulullah SAW adalah, hewan ternak seperti kambing, sapi, unta, kemudian barang berharga mirip emas dan perak, selanjutnya tumbuh-tanaman mirip syair (jelai), gandum, anggur kering (kismis), serta kurma. Namun kemudian, meningkat jenisnya sejalan dengan sifat kemajuan pada harta atau sifat penerimaan untuk diperkembangkan pada harta itu sendiri, yang dinamakan “illat”. Berdasarkan “Illat” itulah ditetapkan aturan zakat.

Prinsip zakat yang diajarkan Rasulullah SAW yakni mengajarkan menyebarkan dan kepedulian, oleh karena itu zakat mesti bisa menumbuhkan rasa tenggang rasa serta saling mendukung kepada sesama muslim. Dengan kata lain, zakat harus bisa mengganti kehidupan masyarakat, khususnya umat muslim.

7. Haji Wada’ dan Wafatnya Nabi Muhammad SAW
Perkembangan dakwah Islam meraih puncaknya sesudah periode hijrah. Di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, Madinah berkembang menjadi kota yang beradab dalam segala sisi, baik ekonomi, politik, hingga keamanan militer. Para utusan kabilah-kabilah Arab tiba untuk menyatakan keislaman.

Tahun ke-10 sehabis hijrah, Nabi Muhammad SAW berencana melaksanakan Haji dengan disertai oleh 100.000 kaum muslimin. Pada ketika berpidato di bukit ‘Arafah tanggal 9 Dzulhijah tahun 10 Hijrah, turunlah wahyu yang terakhir, Qur’an Surat Al-Maidah Ayat 3 yang berisi ihwal kesempurnaan Islam.

Selesailah telah peran Nabi Muhammad SAW di dunia. Peristiwa ini dikenal dengan nama Haji Wada’ (Haji Perpisahan). Sekitar tiga bulan setelahnya, Nabi Muhammad SAW jatuh sakit dan tiga hari kemudian wafat pada tanggal 12 Rabi’ulawal tahun 11 Hijrah dalam usia 63 tahun.

Pada saat Abu Bakar sedang tidak di Madinah, terjadi sebuah insiden yang sungguh mengenaskan dimana Nabi Muhammad SAW wafat. Pada ketika Abu Bakar diberitahu, beliau secepatnya datang ke rumah Aisyah.

Beliau mengucapkan pidato, “Ketahuilah, barangsiapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad sekarang telah mati, dan barangsiapa menyembah Allah, maka bahwasanya Allah tetap senantiasa hidup tidak akan perna mati.”

Kemudian dia membacakan firman Allah SWT,

إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ

Artinya: “Sesungguhnya kau akan mati dan bantu-membantu mereka akan mati (pula).” (QS. Az-Zumar: 30)

Nabi Muhammad SAW meninggalkan peninggalan yang sangat berguna sesudah kepergiannya. Tak cuma Islam, peninggalan Nabi Muhammad SAW lainnya adalah beralihnya bangsa Arab dari kumpulan penduduk yang kurang pandai dan tidak beradab menjadi bangsa yang terpandang di dunia.

Sejak diislamkan oleh Nabi Muhammad SAW, tidak ada lagi penyembahan berhala di tanah Arab. Adab masyarakatnya pun meningkat , alih-alih persengketaan yang selsai dengan pertumpahan darah, mereka akan mengembalikannya sesuai aliran Islam dan tuntunan Rasul SAW.

Mental penduduk pun berubah dengan menyadari pentingnya disiplin dan taat. Dari segi politik, kepemimpinan Nabi Muhammad SAW mewariskan sebuah negara Islam yang memiliki satu pemimpin. Tak ada lagi pertempuran dan pertikaian antar suku dan/atau kabilah. Yang yaitu persaudaraan sebagai sesama muslim.

Capaian sejarah Nabi Muhammad SAW ini tak akan pernah bisa dicatat ulang oleh manusia lain. Tak ada insan lain selain Nabi Muhammad SAW yang berhasil melakukan pergantian budpekerti sebuah bangsa cuma dalam era waktu 23 tahun saja. Maha Kuasa Allah SWT atas segala kehendak-Nya.

Referensi :
http://zakat.or.id/cerita-rasul-nabi-muhammad-saw/
https://www.romadecade.org/sejarah-nabi-muhammad-saw/
https://id.theasianparent.com/kisah-nabi-muhammad-untuk-anak/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *