Harapan-Harapanku Jika Ibukota Indonesia Pindah
Ibukota merupakan cermin dari sebuah negara, negara yang memiliki ibukota yang bagus seperti tertata, modern dan menjunjung tinggi budaya bisa jadi kota kota yang lain yang berada di negara tersebut juga ikut bagus. saya sangat bersyukur jika Indonesia akan memiliki ibukota baru dan inilah harapan-harapan saya di Ibukota baru nanti.
Selama ini Gedung Perkantoran Pemerintahan, Perkantoran Bisnis dan Gedung Pertokoan di Indonesia tidak tertata, para pemilik bangunan membangun semaunya tanpa melihat kaidah keindahan sebuah kota, mungkin ini juga dikarenakan tidak tegasnya aturan dalam mendirikan bangunan, seperti contohnya kita sering lihat bangunan ada yang dibuat lebih ke depan atau lebih belakang dari Jalan Raya, seharusnya bangunan satu dengan yang lain harus sejajar, kita bisa lihat kota new york di mana gedungnya-gedungnya sangat rapi,sejajar dan perblok nah momentum pemindahan ibukota baru adalah memonetum yang tepat untuk membangun kota dengan bangunan-bangunannya yang rapi.
Setelah Gedung-Gedung dibuat rapi ada bagusnya juga di depan gedung tersebut jangan dibenteng atau dipagar sebagaimana yang selama ini kita lihat di Jakarta Gedung-Gedung selalu dipagar. Jika kita ke luar negeri seperti di Kota Tokyo, Sydney dan kota lain di dunia di depan gedungnya tidak dipagar, sehingga langsung ke trotoar orang-orang bebas berjalan di depan gedung tersebut.
Menurut saya istilahnya jika semakin dipancing maka akan semakin terpacu, sama halnya jika jalan dibuat lebar maka orang akan semakin terpacu untuk menggunakan kendaraan pribadi, nah untuk itu demi mewujudkan ibukota yang baru terbebas dari kemacetan kendaraan, maka jalan jangan raya dibuat terlalu lebar.
Inilah tujuan kita membangun sebuah ibukota baru yang lebih manusiawi Jalan Raya tidak lebar maka Trotoarlah yang lebar sehingga masyarkat akan bebas berjalan kaki dan berbaur dengan yang lainnya. Tentunya dengan berjkalan kaki maka masyarakat Indonesia akan mempunyai tubuh-tubuh yang sehat.
Selain berjalan kaki maka alternatif lainnya adalah dengan bersepeda, kota-kota di Indonesia sampai saat ini belum mempunyai banyak jalur sepeda dan aksesnya sangat terbatas untuk itu dengan akan dibangunnya ibu kota baru maka akan lebih mudah untuk membuat banyak jalur-jalur sepeda.
Inilah yang wajib dilakukan dengan tegas oleh pemerintah jika ibukota baru sudah terwujud, masyarakat penghuni ibukota baru tidak boleh menggunakan kendaraan pribadi baik itu mobil atau motor, tapi harus menggunakan transportasi umum.
Demi mewujudkan Ibukota baru yang modern dan terbebas dari polusi maka harapan saya adalah ibukota baru memiliki transportasi yang modern juga, minimal bus seperti model transjakarta bahkan kalau bisa nanti dibangun trem, MRT, LRT dan Monorel.
Sampai saat ini transportasi-transportasi andalan kota-kota di Indonesia adalah angkot, disini saya bukan hendaknya mengesampingkan angkot. Transportasi umum dengan berbentuk kecil ini sudah saatnya untuk dihapus dari kebudayaan transportasi di Indonesia. selain suka menimbulkan kemacetan transportasi ini menurut saya jadul.
Selain angkot, ojek motor pangkalan maupun online juga harus dilarang di Ibukota baru Indonesia ini, menurut saya motor bukan alat transportasi modern, justru motor adalah salah satu biang kemacetan sebuah kota, bahkan pemerintah malaysia melarang ojek motor online karena itu adalah langkah kemunduran jika ojek motor online dioperasikan, nah sudah saatnya ibukota baru Indonesia terbebas dari yang namanya sepeda motor, kita lihat singapura dan kuala lumpur di mana motor di Jalan Raya sangat sedikit apakah tidak bagus dilihat? tentunya sangat bagus.
Jika di ibukota baru nanti sudah terwujud harapan saya jangan ada lagi tukang asongan dan gerobak yang lalu lalang di ibukota baru ini, atau juga tukang PKL liar yang sembarangan berdagang di mana saja.
Selama ini kita lihat di seluruh kota di Indonesia sering kali melihat banyaknya pedagang asongan dan gerobak, lucunya ada sebagian orang ini mengatakan adalah budaya indonesia? benarkah ini budaya Indonesia? tentunya justru ini adalah budaya zaman tertinggal toh di amerika dan negara-negara eropa yang mana sekarang jadi negara maju dulu juga banyak tukang gerobak dan asongan tapi sekarang berdagang dengan cara seperti itu sudah tidak ada.
Menurut saya ini bukanlah budaya tapi ini adalah ketimpangan ekonomi yang di mana seharusnya orang yang berdagang harus ditempatkan dan dilokasikan dengan layak. Maka dari itu cara berdagang dengan gerobak atau asongan sudah saatnya harus dihapus dari identitas bangsa Indonesia dan pemerintah harus menyediakan tempat bagus bagi rakyat kecil yang ingin berdagang.
Nah inilah yang sekarang marak di Indonesia yaitu banyaknya tukang parkir liar yang menjadi aib bagi bangsa Indonesia, di pertokan bahkan persimpangan Jalan Raya harapan saya nanti semoga pemerintah menindak tegas para oknum parkir liar ini.
Itulah harapan-harapan saya nanti di Ibukota baru semoga bisa terwujud.